BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 10 November 2009

Memori Hitam SMP Menuju Pelangi Masa SMA

Tidak bermaksud mengungkit-ungkit masa lalu yang kelam. Tapi ini hanya untuk menyalurkan isi hati yang selama ini terpendam. Sambil berbagi pengalaman, dan berharap tidak ada orang lain yang merasakan apa yang saya rasakan selama tiga tahun di SMP.
Terlahir sebagai manusia yang tidak sempurna dari otak maupun fisik, membuat teman-teman saya merendahkan saya. Namanya RA tapi sebut saja J. Setiap hari selama SMP dia selalu menghina saya, melecehkan, dan meniru keadaan fisik saya sehingga saya merasa terpojok. Dan ia lakukan itu setiap hari sebagai bahan lelucon. Dan teman-teman saya menyukainya, mereka tertawa bahagia di atas kepedihan hati yang saya coba tahan. J dengan mudahnya mampu memprovokasi teman-teman untuk ikut meledek saya dan menjauhi saya. Alhasil, saya hanya punya teman dua orang. Yaitu U dan N. Padahal saya tidak pernah sekalipun menjadikan mereka bahan tertawaan, meledek, atau mencandai mereka berlebihan. Semua itu harus saya alami.
Sakit hati, depresi, sampai hilang semangat hidup sering saya alami karena kejadian itu. Rasa syukur saya berkurang, malah nyaris hilang. Saya sempat berpikir, untuk apa saya lahir dengan keadaan fisik yang seperti ini? Mengapa saya harus lahir? Dan mengapa kekurangan fisik seperti ini harus menjadi milik saya? Pandangan terhadap diri saya sendiri berubah menjadi selalu negatif dan kurang.Langkah saya semakin berat untuk pergi ke sekolah karena sesampainya di sekolah, cemoohan, hinaan, dan tawaan sudah siap menyambut saya. Tangisan dan teriakan saya yang kala itu sudah tidak mampu lagi menahan emosi dan amarah pun terdengar seperti promosi tukang obat. Teman-teman memandang saya sebelah mata dan seperti menutup telinga untuk mendengar rintihan dan keluhan hati saya. Tapi saya berpikir, ini kesempatan saya untuk lebih membuka hati untuk menerima diri saya apa adanya. Saya mempunyai kekurangan tapi saya mempunyai kelebihan yang saya tidak sadari. Saya bisa Bahasa Inggris, kata guru dan teman-teman SD, kemampuan sastra saya cukup baik karena saya suka menulis dan tulisan saya selalu hadir di majalah dinding sekolah. Dan saya masih punya dua orang sahabat yang benar-benar baik hati dan setia menghibur saya di kala saya sedih, dan meredam emosi saya setiap kali saya menangis di bahunya.
Dan pengalaman pahit yang terukir sebagai memori kelam di SMP itu membuat saya belajar untuk lebih terbuka dengan orang lain, meluas pertemanan dengan semua orang tanpa memilih berdasarkan warna, paras, dan kekayaan.
karena saya menginginkan orang lain pun melakukan hal yang sama pada saya.
Di SMA, alhamdulillah dan insya Allah trauma ini dapat hilang dan tidak terjadi lagi. Karena sudah tiga tahun saya merasakan berada di bawah roda. Kali ini saya harus bangkit dari keterpurukan dan sakit.
Di salah satu SMA ternama di Rawamangun, Jakarta Timur, saya meningkatkan adaptasi dan sosialisasi dengan teman-teman sekelas maupun yang tidak sekelas. dan jalinan pertemanan telah terbentuk. Semoga dapat bertahan selamanya.
Dan ketakutan akan terhina, terpojokkan, dan tertangisi oleh ledekan dan ucapan tak penting pun insya Allah tidak akan terjadi....